Hari Ulos Nasional, Wisatawan Manca Negara Kagumi Ulos Batak
![Hari Ulos Nasional, Wisatawan Manca Negara Kagumi Ulos Batak](https://cdn.halomedan.com/uploads/images/2018/10/IMG-20181018-WA0185.jpg)
Medan.halomedan.co
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dan komunitas menyelenggarakan Festival Tenun Nusantara di 3 lokasi berbeda di Tapanuli Utara. Program ini adalah bagian dari Platform Indonesiana, sebuah program dari Direktorat Jendral Kebudayaan.
Puncak acara sekaligus penutupan dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2018 bertepatan dengan Hari Ulos Nasional.
Pada acara penutupan dilaksanakan Fashion Show dengan tema Ulos Batak in Innovation, karya putra daerah Tapanuli Utara Edward Hutabarat.
Ada 30 karya Edo yang ditampilkan pada Fashion Show ini. Selain karena rasa bangga terhadap warisan leluhur Batak, Edo menilai bahwa motif yang ada pada Ulos sangat luar biasa.
“Coba kamu periksa detail motif yang ada di Ulos dengan mikroskop, maka kamu akan terkagum-kagum dengan detail motif Ulos” tegas Edo.
Dengan Fashion Show ini, Edo mau Ulos lebih dikenal dunia yang akan memberikan manfaat yang baik bagi Petenun Ulos. Di Kabupaten Tapanuli Utara sendiri ada lebih dari 3.000 perempuan yang bekerja sebagai Petenun.
Sayang nya, karya yang luar biasa dari Petenun tidak sebanding dengan kesejahteraan hidup mereka.
Ratusan orang yang hadir pada Fashion Show ini sudah mulai berdatangan sejak sore, sekalipun hujan turun.
Mereka ingin melihat langsung seperti apa jadi nya jika Ulos, yang selama ini akrab dalam kehidupan mereka, akan dikenakan oleh model profesional. Mayoritas pengunjung baru kali ini melihat Fashion Show.
Baca Juga:
Salah satu pengunjung berkewarganegaraan Ceko, Tomas Saller, mengatakan dia datang ke Tarutung untuk melihat kekayaan budaya nusantara dan sangat menyukai motif dan warna pada kain tenun, terutama Ulos.
Ratna Panggabean, akademisi, mengatakan bahwa ada 3 unsur yang harus dimiliki oleh kain tenun Batak agar dapat dikatakan sebagai Ulos.
Ketiga unsur itu adalah sisi kain, badan kain dan sirat pengunci kain. Untuk mengerjakan sebuah Ulos, Petenun membutuhkan waktu 1 Minggu hingga berbulan-bulan, tergantung kepada jenis Ulos.
Ibu Boru Hutagalung mengatakan, salah satu kesulitan yang dihadapi Petenun Ulos saat ini adalah permodalan.
“Untuk membuat Ulos butuh benang, kalau kami pakai benang yang murah kerja memang lebih cepat tapi harga jualnya murah juga. Kalau kami mau pakai benang yang bagus, modal nya besar” ungkap nya.
Satika Simamora, Ketua Dekranasda Tapanuli Utara mengatakan, ” 3 tahun yang lewat kita sama-sama berjuang untuk mengajak Petenun supaya mau untuk menggunakan benang halus sebagai benang pada kain tenun. Tahun ini kita akan fokus kepada pada penggunaan pewarna alami, sehingga harga jual kain tenun bisa lebih tinggi” (res)