MEDAN|SUMUT24.co
Sebagai sebuah langkah inisiatif untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba secara komprehensif kepada masyarakat di Sumatra Utara, Indonesia dan dunia, digelar Caldera Toba World Music Festival (TCWMF) 2018.
Kegiatan festival ini, sejalan dengan beberapa momentum penting di seputar wilayah Danau Toba pada tahun 2018. Diantaranya, kunjungan asesor dari UNESCO ke Danau Toba dalam rangka pengajuan Geopark Kaldera Toba menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG); pertemuan para Geologist dunia di Samosir pada bulan lalu yang mendeklarasikan bahwa “Kadera Toba menjadi pusat studi kaldera dunia;” kemudian berlangsungnya pertemuan tingkat dunia “An Annual Meetings of International Monetary-World Bank Group” di Bali Indonesia; dan terbukanya jaringan transportasi penerbangan dari beberapa kota di Asia Tenggara ke bandara Sisingamangaraja di Silangit TAPUT.
“Kegiatan festival ini bertujuan untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan kawasan destinasi kaldera Toba dengan tourism branding yang baru lewat pertunjukan musik bergenre “World Music,” dengan mengambil tema “Celebrating the Earth: Merayakan Bumi,”terang Director of Festival, Irwansyah Harahap.
Narasi besar terbentuknya kawasan Danau Toba secara geologis-historis, terjadi dalam tiga kurun waktu.Dimana, letusan gunung Toba yang pertama atau tertua (oldest Toba tuff) terjadi lebih kurang 840 ribu tahun lalu trlah membentuk kaldera Porsea, sesudah itu diikuti letusan kedua (middle Toba tuff) lebih kurang 501 ribu tahun lalu membentuk kaldera Haranggaol, dan diakhiri dengan letusan termuda (youngest Toba tuff) lebih kurang 74 ribu tahun membentuk kaldera raksasa Sibadung atau Sibandang.
Dengan kata lain, Danau Toba adalah sebuah kaldera gunung api yang terbentuk akibat suatu letusan super dahsyat (super volcano), dan menjadikan situs danau kaldera ini memiliki nilai warisan dunia (geoheritage).
“Ini lah yang menjadi spirit sekaligus alasan dan landasan kenapa kita membawa gagasan festival ini,” papar Irwansyah.
Sementara itu,Co Director Festival Rithaony Hutajulu menyampaikan, bahwa festival ini akan menghadirkan empat kelompok musisi dari wilayah Indonesia.
Kelompok musisi tersebut adalah, Suarasama Irwansyah Harahap; Ayu Laksmi dari Svara Semesta, Trio UDW (Ubiet, Dian and Windy), dan Mataniari. Keempat kelompok musisi ini telah memiliki reputasi pentas baik di dalam maupun di luar negeri.
Baca Juga:
“Kita baru saja memulainya, mudah-mudahan ke depan dapat berlanjut agar para musisi ‘world music’ dari dalam dan luar negeri juga bisa meramaikan festival ini,” kata Rithaony Hutajulu.
Hajatan festival ini dilaksanakan oleh lembaga Rumah Musik Suarasama, dan sepenuhnya didukung oleh lembaga Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) dan Kementrian Pariwisata RI, kemudian diorganisir oleh CV. Citra Sopo Utama Balige, Toba Samosir.
Dikesempatan yang sama, Direktur Pemasaran BPOPDT Basar Simanjuntak menyampaikan, dengan aranya festival ini, pihaknya ingin mempromosikan Danau Toba.
“Dengan festival ini, kami ingin mempromosikan sekaligus mengundang para pendatang baik dari dalam dan luar negeri, khususnya kawasan di Asia Tenggara untuk datang ke Danau Toba. Kita juga berharap para delegasi IMF dan WB yang saat ini sedang mengadakan pertemuan di Bali akan datang berkunjung ke wilayah ini.” katanya.
Toba Caldera World Music Festival 2018,akan betlangsung Kamis (18/10) di TB Silalahi Center Balige Tobasa.
Agenda kegiatan sehari ini akan diisi dengan berbagai eksebisi kepariwisataan, workshop musik dengan melibatkan para siswa dan musisi tempatan, dan konser musik. (red)