halomedan.co | Pasangan bakal calon Gubernur Sumatera Utara dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) H Edy Rahmayadi-Drs H Musa Rajeck Shah MHum sering disapa (Ijeck) melakukan temu ramah dengan ratusan insan pers, di Garuda Plaza Hotel, Selasa (23/1).
Pertemuan ini dihadiri Ketua PWI Sumut H Hermansjah beserta unsur pengurus dan penasihat, juga dihadiri Ketua IJTI Sumut Budi Amin Tanjung, Sekretaris SPS Sumut Rianto Ahgly SH dan Ketua Forum Jurnalis Perempuan (FJP) Sumut Ramdeswati Pohan.
Dalam kesempatan tersebut, Edy Rahmayadi bercerita banyak tentang visi-misinya dalam membangun Sumut ke depan bersama Ijeck. Menurut Edy, tanpa pers, Sumut tidak akan pernah maju. Makanya, dia membutuhkan peran pers untuk menjadikan Sumut menjadi is the best.
“Saya tidak ingin mengarah-ngarahkan, kalau bapak mau pilih Djarot atau milih Jr Saragih, itu kembali kepada bapak semua. Toh akhirnya kita harus bersatu untuk membangun Sumatera Utara. Ini kan demokrasi, pilihan kan bebas,” jelasnya.
Edy juga menyadari, bahwa sikap dan ketegasannya ini sudah menjadi karakternya. Bahkan, mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu sempat menelpon dan menyinggung soal gaya militer yang masih melekat pada diri Edy Rahmayadi meskipun sudah pensiun.
“Ingat kamu itu bukan prajurit,” ujar Edy menirukan pernyataan Gatot.
“Saya 33 tahun menjadi tentara, dua tahun di daerah konflik seperti Aceh dan Papua. Beginilah saya seadanya. Makanya, saya minta ajari saya agar menjadi lunak. Tapi jangan ajari saya menjadi penipu,” pinta Edy Rahmayadi.
Dengan hadirnya mereka di pentas demokrasi Pilgubsu 2018, Edy-Ijeck ingin menjadikan Sumatera Utara lebih bermartabat.
“Saya tidak mau menjadikan Sumut ini menjadi pengemis dan penakut,” tandasnya.
Baca Juga:
Bahkan, jika Allah SWT berkenan dan mereka berdua diberikan amanah untuk memimpin Sumatera Utara ini, dirinya ingin mewujudkan media centre yang jujur, agar insan pers dapat mengawal kebijakannya dan memberi kritik jika salah.
Hal senada juga dikatakan Ijeck. Dirinya meyakini bahwa Sumut bisa menjadi wilayah yang lebih baik lagi ke depannya. Makanya, dia mengajak agar insan pers terlibat aktif dalam mewujudkan pembangunan itu.
“Kami memohon doa, apa rencana dan cita-cita kami bisa dikabullan Allah SWT. Masyarakat Sumut juga berharap provinsi ini lebih baik lagi dan begitu juga dengan pendidikan, kesehatan. Kami yakin dan percaya, kalau kita bersama kompak dalam pembangunan, saya yakin Sumut akan menjadi lebih baik lagi ke depan. Tanpa ada bantuan pers, tidak mungkin juga pemerintah bisa melaksanakan pembangunan,” ujar Ijeck.
Ijeck juga menambahkan, belakangan berita-berita tak sedap tentang mereka ada beredar di media sosial. Namun terkait hal itu, pihaknya tidak mengambil pusing karena itu sudah biasa terjadi jelang pilkada ini.
“Pak Edy Rahmayadi gayanya memang keras dan inilah sebenarnya gaya orang Medan. Tapi sebenarnya kita butuh pemimpin dengan apa yang diucapkan itu yang dilakukan, bukan pemimpin yang banyak berjanji tapi tidak terlaksana. Mudah-mudahan dengan pertemuan ini kita bisa menjalin tali silahturahmi dan menjalin hubungan dengan baik lagi dalam membangun Sumut ke depan,” tambah Ijeck.
Pada kesempatan itu, Ketua PWI Sumut, Hermansjah menjelaskan, wartawan terikat dengan kode etik ketika melakukan peliputan. Hal ini juga berlaku dalam pemberitaan pilkada.
“Media dan wartawan harus independen. Begitu juga sudah ada aturan dari dewan pers bahwa ketika wartawan menjadi tim sukses, harus mundur dari status kewartawanannya,” ujar Hermansjah.
Pertemuan ini, kata dia, selaku organisasi wartawan, PWI Sumut tidak membatasi pertemuan yang sama dengan para calon lainnya.
Baca Juga:
“Tidak hanya Edy-Ijeck, tapi kandidat lainnya juga sudah ingin membuat pertemuan seperti ini,” jelas Hermansjah kembali.
Dihadapan Edy-Ijeck, Hermansjah memaparkan bahwa Sumut merupakan salah satu provinai terbesar di Indonesia. Sumut yang memiliki hasil bumi, tidak bersaing dengan kota-kota lainnya di Indonesia, tapi bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura.
“Kita berharap ada pemimpin yang bisa membawa Sumut menjadi lebih baik,” ujarnya.
Hermansjah juga menyinggung soal para bakal kandidat Pilgubsu 2018 yang masing-masingnya memiliki prestasi.
“Misalnya Djarot yang pernah menjadi gubernur, begitu juga dengan Sihar dan JR Saragih, mereka juga mempunyai prestasi. Kalau boleh dikritik, tapi kritik yang membangun,” tegasnya. (W07)