Halomedan | Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Sumatera Utara H T Erry Nuradi, Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, meresmikan Ruas Jalan Tol Kualanamu-Sei Rampah dan jalan tol Medan-Binjai (ruas Helvetia-Binjai), Jumat (13/10). Peresmian dua jalan tol ini, sebagai bukti Sumatera Utara Ruas jalan tol yang melintasi Bandara Kualanamu-Lubuk Pakam-Teluk Mengkudu-Sei Rampah itu merupakan ruas jalan tol terpanjang di Sumatera, mencapai 42 Km, sedangkan jalan tol Helvetia-Binjai yang diresmikan sepanjang 10,46 km. Yang seharusnya panjang jalan tol ini 61,65 km dan baru selesai 42 km (masih berlanjut sepanjang 19,65 km lagi).
Sebelumnya, pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, untuk pertama kalinya di Sumatera Utara sudah dibangun jalan tol yakni jalan tol Belmera atau Belawan-Medan-Tanjung Morawa sepanjang 43 kilo meter yang mulai beroperasi pada tahun 1989.
Itu artinya, dalam rentang selama 28 tahun (1989-2017), Sumatera Utara kembali memiliki jalan tol. Semantara total panjang jalan tol di Sumut sejak tahun 1989 hingga 2017 ada sepanjang 99,46 kilo meter yang seharusnya 119,11 kilo meter.
Yakni, tahun 1989 ada sepanjang 43 km (Tol Belmera), tahun 2017 ada sepanjang 61,65 kilo meter. Yakni jalan tol melintasi Bandara Kualanamu-Lubuk Pakam-Teluk Mengkudu-Sei Rampah sepanjang 42 km, jalan tol Helvetia-Binjai sepanjang 10, 46 km, dan yang belum dikerjakan 19,65 kilo meter. Sehingga total panjang jalan tol di Sumut hingga tahun 2017 mencapai 119,11 kilo meter.
Rampungnya jalan tol kedua di Sumut ini akan mempersingkat waktu tempuh dari Bandara Kualanamu menuju Sei Rampah, sehingga diharapkan juga dapat mengurai kepadatan pada jalan nasional.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, Ruas Tol terpanjang di luar Pulau Jawa tersebut dapat berdampak besar bagi proses distribusi barang dan jasa menjadi sangat cepat.
“Jika jalan tol semua telah tersambung, maka diharapkan dapat menurunkan biaya operasional pengiriman barang dan jasa. Penurunan biaya operasional berdampak pada penurunan harga barang, dengan begitu dapat meningkatkan daya saing,” ujar Jokowi menegaskan.
Joko Widodo juga mengatakan bahwa pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi diharapkan selesai seleuruhnya pada tahun 2018 sehingga bisa mendukung pengembangan Kawasan Strategis Nasional Danau Toba.
“Kita harapkan dengan adanya tol ini, Danau Toba dan sekitarnya bisa menjadi kawasan pariwisata yang berkembang. Karena dari Medan-Tebingtinggi-Toba yang sekarang (jarak tempuhnya) 4 jam bahkan 5 jam, nantinya kalau tol jadi, perkiraan hanya kurang lebih menjadi 1,5-2 jam,” ujar Joko Widodo .
Baca Juga:
Dengan keberadaan jalan tol ini, mobilitas orang dan barang menurut presiden bisa lebih cepat dan murah sehingga menaikkan daya saing. “Mobilas cepat maka harga transportasi murah, barang yang dibawa jatuh ke masyarakat akan kebih murah,” katanya.
Biaya transportasi di Indonesia dibanding Singapura dan Malayasia lebih mahal 2,5 kali lipat. Kalau biaya itu diturunkan maka daya saing bisa meningkat. Menurutnya daya saing global Indonesia sudah mulai membaik yaitu dari skor 41 menjadi 36. “Kalau tol sambung semua, maka daya saing terus membaik,” ujar Jokowi.
Sementara itu, Gubsu Tengku Erry di hadapan presiden menyampaikan bahwa pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi sepanjang 61,65 km telah selesai dikerjakan sepanjang 42 km yaitu pada seksi 2-6. Sedangkan untuk ruas jalan tol Medan -Binjai sepanjang 16,73 km telah selesai dibangun sepanjang 10, 46 km yaitu Helvetia-Binjai.
Pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi masih ada sisa sepanjang 13,4 km lagi yaitu Tanjungmorowa sepanjang 3,2 km dan Sei rampah -Tebingtinggi sepanjang 10,15 km yang dalam waktu dekat selesai karena masalah pembebasan lahan sudah selesai.
Sementara itu, Gubsu Tengku Erry mejelaskan bahwa untuk jalan tol Medan -Binjai Seksi 1 yaitu Tanjung mulia-Helvetia sepanjang 3, 3 km masih ada masalah yang berhubungan dengan lahan. “Mudah-mudahan bisa segera dituntaskan,” katanya.
Erry juga memaparkan bahwa penambahan jalan tol di Sumut akan memacu pembangunan daerah. Sepanjang 3 tahun terakhir, Provinsi Sumut tumbuh 5-6,5 persen per tahun. “Kami yakin setelah ada jalan tol, maka pertumbuhan Sumut bisa lebih dari 6%,” katanya.
Gubsu mengatakan dengan beroperasi dua jalan tol ini akan menjadikan panjang jalan tol di Sumut mencapai 113 km . Padahal selama lebih kurang 30 tahun terakhir Sumuit hanya miliki jalan tol Belawan -Medan- Tanjung morawa (Belmera) sepanjang 33 km. “Dengan hadirnya dua ruas jalan tol baru tersebut tentunya ada adanya penambahan jalan tol di Sumut sepanjang 80 km,” kata Erry.
Baca Juga:
Harapan kami dari pemerintah provisi, katanya, kiranya Pemerintah pusat tetap berkomitmen teruskan pembangunan jalan tol di Sumut. “Tentunya dengan adanya dukungan pembangunan infrastruktur melalui pendekatan kewilayahan di kawasan Industri Kuala Tanjung, KEK Sei Mangkei dan KSN Danau Toba dengan meneruskan akses jalan tol Medan-Tebingtinggi-Pematang Siantar-Parapat-Sibolga tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahterahan masyarakat,” jelasnya.
Proyek Jalan Tol di Indonesia
Pembangunan jalan tol di Indonesia telah dimulai sejak era Presiden Soeharto. Pembangunan jalan tol pertama tersebut dimulai pada 1973, dan akhirnya dioperasikan pada 9 Maret 1978, yang dikenal dengan nama jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) sepanjang 46 km.
Sejak saat itu, pembangunan jalan bebas hambatan terus berlangsung. Di era Presiden Soeharto, pada rentang jabatan tahun 1968 hingga Mei 1998, total jalan tol yang beroperasi mencapai 490 km. Kemudian pada era Presiden Habibie selama Mei 1998 hingga Oktober 1999 ada 7,2 km jalan tol yang beroperasi.
Masa kepemimpinan Presiden Soeharto, di Sumut jalan tol pertama kalinya dioperasikan yakni jalan tol Belmera atau Belawan-Medan-Tanjung Morawa sepanjang 43 km yang mulai beroperasi pada tahun 1989.
Di era Presiden Abdurrahman Wahid, ada 5,5 km jalan tol yang beroperasi, dan 34 km tambahan tol di zaman Megawati Soekarno Putri.
Pembangunan jalan tol kembali meningkat signifikan pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jalan tol yang benar-benar terealisasi selama dua periode jabatan Presiden SBY, adalah sepanjang 212 km.
Dan terakhir, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014 sukses mengoperasionalkan 176 km hingga saat ini. Diproyeksikan hingga akhir 2017 nanti bakal ada total tambahan 568 km jalan tol di era Presiden Jokowi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga menargetkan sepanjang tahun 2017 ini akan ada 392 km jalan tol yang bakal beroperasi.
Adapun 392 km jalan tol ini terbagi dalam 17 ruas yang ada di Jawa dan juga Sumatera. Dari 17 ruas ini, dua ruas di antaranya ada yang sebagian seksinya dikerjakan oleh pemerintah, yakni Solo-Mantingan-Ngawi seksi I sepanjang 20,9 km dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi I sepanjang 10,75 km. Dan 1 ruas full porsi pemerintah, yakni jalan tol akses ke Tanjung Priok sepanjang 8 km (sudah beroperasi).
Sedangkan sisa ruas lainnya yang bakal beroperasi tahun ini adalah porsi yang dikerjakan oleh swasta.
Sedangkan ruas jalan bebas hambatan di Sumatera adalah Medan-Binjai 10,46 km, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 50,95 km, Palembang-Indralaya seksi I dan III 17,03 km, dan Bakauheni-Terbanggi Besar seksi I dan II 13,93 km.
(W03/R03)