MEDAN | Halomedan.co
Debat calon walikota medan sudah selesai. Saya berharap semua warga kota Medan benar-benar mengikuti jalannya debat. Serta memprioritaskan visi misi pasangan calon, ketimbang hal lain yang jadi pertimbangan memilih pasangan Walikotanya nanti. Sudah saatnya masyarakat kritis terhadap visi misi calon terkait.
Masyarakat harus bisa melepaskan afiliasinya dengan sebuah partai atau organisasi masyarakat tertentu. Masih ada masyarakat yang memberikan hak suara dengan menyerahkan sepenuhnya apa yang menjadi arahan partai. Sebagai contoh seseorang yang tidak merupakan anggota partai, atau fungsionaris partai justru mempercayakan siapa yang dipilih berdasarkan arahan dari partai tertentu.
Hal itu dikatakan pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menjawab wartawan Sumut24 di Medan, Minggu (6/12).
Semestinya dia bisa memberikan penilaian dan menentukan siapa calon walikotanya secara bebas. Meskipun kita semua tahu bahwa setiap calon walikotanya memiliki mesin partai. Tapi seharusnya bukan itu yang jadi penentunya. Hidupkan ilmu pengetahun dalam diri masing-masing, serta gali visi misi calon secara mendalam.
Jangan terfokus kepada golongan, suku, agama atau kelompok tertentu. Terlebih dari masing-masing calon saat ini yang maju mereka memiliki latar belakang agama, ataupun suku yang sama. Padahal yang dikeluhkan masyarakat itu paling banyak dalam bidang ekonomi. Seperti masalah lapangan kerja, kestabilan harga, pengangguran, kemiskinan dan banyak lagi.
Ataupun kalau isu utama yang dikeluhkan masyarakat itu diperlebar, itu ranahnya masih dalam konteks sosial ekonomi masyarakat kota medan. Tetapi sayang, saya melihat justru isu-isu penting itu tidak semua masyarakat memahaminya. Masyarakat kerap terjebak memilih calon dengan lebih mengedepankan isu kelompok, agama, atau suku tertentu.
“Saya yakin, untuk pemilihan walikota medan saat ini masalah suku atau agama bukanlah masalah pokok. Jadi fokuslah pada apa yang ingin kita dapat saat pemilihan nanti. Misal dalam penciptaan lapangan kerja. Kita harus bisa mencari dan memilih calon walikota yang memang visi misinya itu jelas kesana, ” kata Gunawan.
Dikatakannya, untuk menciptakan lapangan kerja banyak caranya. Bisa dengan belanja pemerintah kota dipercepat, mengundang investor, menghidupkan pariwisata kota medan, dan banyak lagi. Kalau lapangan kerja tersedia maka selanjutnya adalah pengangguran bisa diturunkan dan kemiskinan bisa ditekan.
Itu masih masalah ekonominya. Kalau sosial ekonominya banyak lagi. Misal penataan pasar tradisional kota medan, mengurai kemacetan, mengatasi banjir, ketahanan pangan, dan banyak lagi. Dan semua itu juga menjadi tantangan masyarakat medan kedepannya.
Baca Juga:
Jadi siapapun yang terpilih sebagai walikota medan nantinya diharapkan bisa memikul tanggung jawab tersebut. Dan yang tak kalah penting masyarakat kritis disini. Kalau masyarakat tidak kritis dan tidak ikut mengkontrol, nanti yang terpilih juga bakalan ugal-ugalan, menjalankan tugas sebatas hal yang sifatnya administratif saja, katanya.
Dan yang paling parah, karena masyarakat tidak melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah. Nanti yang muncul saat pemilihan mendatang juga orangnya gitu gitu aja. Tanpa ada komitmen untuk merubah keadaan kota Medan ke arah yang lebih baik. Visi misi hanya sebatas wacana saat mau kampanye saja.
Jadi yang menentukan nasib kota medan itu ya masyarakatnya sendiri. Kalau masyarakatnya ikut mengkontrol dan mengkritisi, kedepan kalau walikota terpilih jauh dari ekspektasi maka kita tidak akan memilihnya lagi, itu bentuk hukumannya. Kalau masyarakat tidak ikut mengkontrol, maka jangan mengeluhkan apapun terkait kondisi kota Medan nantinya. (C04)