Purwadi,
Ketua LOKANTARA,
1. Permaisuri Amangkurat Amral
Garwa prameswari Sinuwun Amangkurat Amral adalah Kanjeng Ratu Candra Kirana. Putri Tumenggung Purbonagoro Bupati Kediri yang bijak bestari. Wanita ayu hayu rahayu. Mustikaning putri, tetungguling widodari.
Asal usul garwa prameswari Mataram Kartasura ini memang unggul kabul. Kanjeng Ratu Candra Kirana adalah putri Bupati Kediri. Tumenggung Purbonagoro dikenal sebagai pribadi yang kokoh. Keturunan raja Kediri, Jenggala, Daha dan Kahuripan. Trahing kusuma rembesing madu.
Jelas sekali Ratu Candra Kirana berdarah raja utama. Kelak mendampingi Sinuwun Sunan Amangkurat Amral. Raja Mataram Kartasura yang memerintah tahun 1677- 1703. Ide cemerlang selalu muncul dari putri Kediri. Mataram Kartasura mengalami jaman kencana rukmi.
Boleh dibilang pengaruh Ratu Candra Kirana sangat besar. Saat menjadi garwa prameswari nata, Mataram Kartasura bisa disebut sebagai negeri kang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja. Aura wibawa raja Daha Jenggala Kahuripan menjelma pada diri Ratu Candra Kirana.
Bupati Kediri Tumenggung Purbonagoro memberi dukungan penuh pada pembangunan Mataram Kartasura. Wajar putrinya sebagai The first lady. Amangkurat Amral Keturunan Sunan Ampel.
Nama kecil Amangkurat Amral adalah Gusti Raden Mas Kuning. Menjadi raja Mataram tahun 1677-1703. Karena lahir dan besar di Surabaya maka diberi julukan Amangkurat Surabaya.
Dari jalur ibu masih keturunan langsung Sunan Ampel. Wali Sanga yang terkenal di Surabaya. Ibunya bernama Ratu Mas atau Ratu Wetan. Putri Pangeran Pekik Bupati Surabaya. Pangeran Pekik menikah dengan Ratu Pandansari, putri Sinuwun Prabu Hadi Hanyakrawati raja Mataram tahun 1601-1613. Dari jalur ayah keturunan langsung raja Mataram. Ayahnya adalah Sinuwun Amangkurat Agung raja Mataram tahun 1645 - 1677. Kakeknya adalah Sultan Agung Hanyakra Kusuma raja Mataram tahun 1613-1645. Hubungan darah antara Mataram dan Kediri bersambung lagi.
Baca Juga:
Pernikahan Ratu Candra Kirana dengan Amangkurat Amral merupakan anugerah besar bagi Kediri. Nglintir keprabon dhampar kencana Mataram tahun 1677-1703. Ibukota Kraton Mataram pindah ke Kartasura. Dengan dibantu oleh segenap penguasa dan pengusaha bang wetan. Hubungan Kediri dengan Surabaya lewat Kali Brantas. Putri Bupati Surabaya, yakni Wandanarun menikah dengan Bupati Purbonagoro. Lahir Ratu Candra Kirana.
Atas inisiatif Bupati Purbonagoro Kediri, kerajaan Mataram makin mantab dan hebat. Kartasura dipilih sebagai ibukota Mataram oleh Sri Susuhunan Amangkurat II atau Amangkurat Surabaya tahun 1677. Letak Kartasura amat strategis. Terhubung langsung dengan jalur penting kota di pesisir dan pedalaman. Umbul Cakra dan Pengging mengalir ke Kartasura dan bertemu di Kali Larangan. Tanah subur di bawah kaki Gunung Merapi Merbabu. Mata air dari Gunung Sewu mengalir sampai selat Madura. Tumenggung Purbonagoro ahli ekonomi yang handal.
Jalur Kali Brantas merupakan sarana lalulintas penting. Industri marmer diekspor melalui pelabuhan Tanjung Perak. Pada masa kejayaan Kraton Mataram Kartasura, berkembang pesat kesusasteraan, kesenian dan kerajinan. Kitab kitab Jawa klasik diolah menjadi sastra dengan metrum macapat. Bupati Kediri trampil dalam bidang seni edi peni.
Kanjeng Ratu Candra Kirana suka literasi. Babad Tanah Jawi, Serat Menak, Serat Kandha dan Serat Panji diproduksi besar besaran. Kurun waktu antara tahun 1677-1745 Kartasura menjadi pusat pembelajaran seni kerawitan, tari dan pedalangan. Kerajinan gamelan dan wayang diekspor sampai ke Asia Timur, Selatan, Barat, dan Tengah. Sebagian dipasarkan di negeri Eropa. Kediri tetap arum kuncara.
Kekayaan Kraton Kahuripan Jenggala Daha Kediri berlanjut. Ratu Candra Kirana menjadi pelopor utama. Puncak puncak kebudayaan gagrag Kartasura berkontribusi besar terhadap peradaban global. Dunia berhutang budi pada produktivitas, kreativitas dan aktivitas kebudayaan Kartasura. Warisan luhur yang mendapat apresiasi.
Ibukota Mataram Kartasura dibangun oleh Sri Amangkurat II atau Amangkurat Surabaya pada tahun 1677. Kartasura dipilih sebagai ibukota Mataram karena letaknya sangat strategis. Jasa Ratu Candra Kirana sungguh besar.
Jalur utama yang menghubungkan kawasan penting di Pulau Jawa. Arah utara menuju kota Semarang. Arah barat menuju ke daerah Yogyakarta. Arah timur menuju kota Surabaya. Sejak dulu kala Kartasura menjadi pusat bisnis terbesar di Jawa bagian Selatan.
Alasan Ratu Candra Kirana bersemedi untuk mengasah ketajaman hati sanubari. Itulah alasan Sinuwun Amangkurat II atau Sri Susuhunan Amangkurat Amral menjadikan Kartasura sebagai pusat pemerintahan Mataram. Bila mata memandang ke arah barat, tampak megah gunung Merapi dan gunung Merbabu.
Dua gunung kembar ini berdiri kokoh seolah olah gapura jagad. Waktu orang bangun tidur pada pagi hari gunung Merapi dan gunung Merbabu begitu indahnya. Ganjaran Tuhan yang besar dan mengagumkan.
Tatapan mata ke arah timur kelihatan begitu agung anggunnya gunung Lawu. Berbeda dengan gunung Merapi dan gunung Merbabu, suasana gunung Lawu tampak lebih angker, magis, mistis. Di sinilah Raden Gugur putra Prabu Brawijaya bertapa dan muksa.
Lara lapa tapa brata. Ratu Candra Kirana bersemedi. Maka orang banyak menjalankan tapa brata, semedi dan meditasi di Gunung Lawu. Sri Susuhunan Amangkurat Amral atau Amangkurat Surabaya tiap bulan Sura memimpin upacara ritual di Gunung Lawu. Beliau bermeditasi beserta para pengawal kerajaan.
Gunung Sewu sebagai mata air Bengawan Solo tampak dari arah selatan. Sri Susuhunan Amangkurat II atau Amangkurat Surabaya berkunjung ke Kahyangan Dlepih Tirtomoyo Wonogiri. Beliau lelaku tapa brata untuk meneruskan tradisi yang dijalankan Panembahan Senopati.
Trah Kediri memang waskitha. Ratu Candra Kirana keturunan Prabu Jayabaya. Tahu alam gaib. Semua makhluk halus yang ada di sepanjang gunung Sewu tunduk para raja Mataram. Bahkan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa pantai selatan pun dan bala tentaranya berserah diri pada raja Mataram beserta keturunannya.
Jaringan Ratu Candra Kirana memang luas. Saat menghadap ke utara terlihat pegunungan Kendheng. Di sini tokoh Mataram banyak dijumpai. Misalnya Ki Ageng Tarub, Ki Ageng Sela, Ki Ageng Ngerang, Ki Ageng Penjawi. Makam tokoh mulia ini sangat dihormati oleh keluarga Mataram.
Putri Bupati Kediri menguasai sumber alam gunung Kendheng. Betapa kayanya gunung Kendheng. Ada kayu jati, batu kapur, minyak tanah, gas bumi, pari gaga dan burung perkutut. Semua berkualitas ekspor. Dunia berebut untuk menguasai gunung Kendheng. Kekayaan dunia yang berlimpah ruah. Kerajaan Kartasura turut membangun Gunung Kendheng.
Dhandhanggula
Kang cinatur sejarah Matawis.
Wusnya Nata Agung Hamangkurat.
Surut haneng Galwangine.
Kuthagara Kedhatun.
Pleret kirang prayogi sami.
Marma tan pantes dadya.
Pusering praja gung.
Sigra Sang Baginda arsa.
Ngalih amrih lumastariya kang negri.
Rinembak lan pra Patya.
Tan tinulis panitiking siti.
Kang pinangka hangalih nagara.
Padene dhatulayane.
Pindahnya wus tinamtu.
Hawit dene tan. nguciwani.
Titi sajumenengnya.
Amral kang Sinuhun.
Mapan wus wineceng jangka.
Tamat babad Pleret bawa boyong wukir.
Tilar tilas tan kocap.
Yen sinungging pra bebedra sami.
Sengkut bikut genya nambut karya.
Datan ngungak reriwene.
Hamangkurat jejuluk.
Ping dwi wus purna hangyasani.
Kadhaton wanakarta.
Tuhu sinengkuyung.
Sing pra hangadhep Jeng Sunan.
Kukuh bakuh tanggap cobaning Hyang Widhi.
Hagal halus kang dhumawah.
Ratu Candra Kirana putri Tumenggung Purbonagoro. Bupati Kediri yang berbudi luhur. Babad Kartasura menerangkan dengan jelas. Pindahan ibukota Kraton Mataram berlangsung lancar gancar.
2. Pemindahan Ibukota Mataram.
Ibukota Mataram pindah dari Plered ke Kartasura tahun 1677. Atas saran Ratu Pandansari, istri Pangeran Pekik Bupati Surabaya.
Ratu Pandansari putri Sinuwun Prabu Hadi Hanyakrawati raja Mataram tahun 1601-1613. Adik kandung Sultan Agung raja Mataram tahun 1613-1645.
Kakaknya bernama Retno Jinoli istri Syekh Jangkung Pati.
Kartasura dipilih sebagai ibukota Kraton Mataram. Ide ini sangat cemerlang.
Gumrojog banyu bening
tuking gunung umbul Cakra Pengging
mili ngetan tumuju Kali Larangan
Kartasura Surakarta sakbanjure
mili neng bengawan gedhe.
Lagu ini cukup jelas menggambarkan lingkungan Kartasura. Daratan luas yang subur terbentang dari wilayah Prambanan, tepat sebelah timur Kali Opak. Dari hulu Gunung Merapi mengalir Kali Dengkeng yang bergabung dengan Bengawan Solo.
Sawah dengan kualitas terbaik menjadikan kanan kiri Kartasura sebagai lumbung beras. Sepanjang sejarah padi terus menerus berbuah. Kebun tembakau, teh, duren, palawija beraneka rupa.
Ciri khas orang Kartasura adalah pandai masak. Kuliner dari yang murah sampai paling mahal jelas tersedia. Jajanan memanjakan lidah. Lauk pauk berjenis jenis.
Ragam minuman berkelas pasti ada. Dalam hal makanan orang Kartasura terlalu sensitif. Harus enak, gurih dan nyamleng. Dari dulu sampai sekarang prinsip itu dipegang teguh. Biar orang mlarat sekalipun, soal makan tetap harus enak. Justru karena miskin, maka harus pintar bikin bumbu. Supaya bahan sederhana pun tetap enak gurih.
Kunjungan Amangkurat Amral ke Perancis, membuat paham budaya Eropa. Prameswari dalem belajar protokol negara. Sepanjang jalan Kartasura ramai jualan makanan. Nasi liwet, timlo, bebek goreng, jenang, jadah, wajik, wedang, cemoe, rondhe siap untuk dihidangkan. Raja Amangkurat Amral mengundang koki dari seluruh pelosok dunia. Juru masak istana dilatih untuk meningkatkan mutu bumbu. Jangan sampai ketinggalan jaman. Hidangan gaya Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Barat dan Asia Timur dipelajari. Tak ketinggalan ragam masakan Eropa seperti Belanda, Inggris, Perancis dan Portugis juga diajarkan pada koki istana.
Sri Susuhunan Amangkurat II atau Amangkurat Surabaya terkenal sebagai juru masak handal. Kerap beliau terjun langsung di Sasana Gandarasan yang menjadi pusat dapur istana Kartasura. Terlebih lebih eyang kakungnya yaitu Pangeran Pekik adalah Adipati Surabaya yang menguasai Tanjung Perak. Pelabuhan ini berkembang pesat. Pusat bisnis terbesar di Nusantara bagian timur dan tengah. Pangeran Pekik membantu cucunya untuk membangun istana Kartasura. Sebagai pelaku bisnis yang kaya raya, mudah baginya untuk memajukan kerajaan Mataram Kartasura.
Adik Ratu Mas Surabaya bernama Raden Saleh. Kelak menjadi bupati Kediri. Bergelar KRT Purbonagoro. Istri Pangeran Pekik bernama Ratu Pandhansari. Eyang putri Amangkurat II ini terkenal sebagai saudagar perhiasan. Emas, perak, intan, permata sering dikirim ke mancanegara. Bahkan ratu Pandhansari memiliki usaha perak di Kota Gedhe, industri alat rumah tangga di Sidoarjo dan ukir ukiran di Jepara. Boleh dikata Ratu Pandhansari yang juga adik Sultan Agung ini adalah pengusaha kaya raya. Bahkan beliau punya usaha budidaya mutiara di kawasan Nusa Tenggara. Bupati Kediri memberi dukungan penuh.
Dari usaha eyang kakung dan eyang putri ini, Sri Susuhunan Amangkurat Amral menjalin bisnis dengan kontraktor, korporasi dunia, bisnisman internasional. Kraton Mataram Kartasura berdiri megah, mewah dan indah. Rakyat bahagia sejahtera lahir batin. Kraton dibangun dengan swadaya. Kraton tidak punya hutang. Semua tercukupi sendiri.
3. Arek Surabaya Menjadi Raja Mataram.
Bratadiningrat meriwayatkan silsilah Sunan Amangkurat II. Kutipan dalam bahasa Jawa secara lengkap.
Putra Dalem Ingkang Sinuwun Prabu Hamengkurat Agung, ingkang nomer 1, miyos saking garwa G.K.R. Putrinipun Pangeran Pekik Surabaya patutanipun kaliyan. G.K.R. Wandhansari. Rayi Dalem Ingkang Sinuwun Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma. Ingkang Sinuwun Prabu Amangkurat Amral asma Raden Mas Rahmat Kuning.
Asalsilahipun Ingkang Sinuwun Prabu Amangkurat II utawi Amangkurat Amral Saking Ibu dalem G.K.R Pambayun.
1. Sunan Ampel Denta, peputra:
2. Pangeran. Surabaya peputra:
3. Pengeran Pekik Surabaya, peputra:
4. G.K.R.Pambayun G.K.R. Wetan, Prameswari dalem Ingkang Sinuwun Prabu Amangkurat Agung, peputra:
5. Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Prabu Amangkurat II Amral utawi Raden Mas Ning.
Ingkang Sinuwun mindhahaken Kraton Pleret dhumateng Wonokerto. Lajeng Wonokerto kanamekaken Kartasura Hadiningrat, ing dinten Rebo Pon tanggal. 27 Ruwah Alip 1603 Jawi utawi 2677. Ingkang Sinuwun Prabu Amangkurat II Amral boten nurunaken nata.
Sebagai putri bupati Kediri, Ratu Candra Kirana paham adat istiadat. Untuk mendukung keterangan di atas dapat dikemukakan juga komunikasi antara panembahan Adilangu, keturunan kelima Sunan Kalijaga. Babad menerangkan hal tersebut berkenan dengan penaklukan musuh oleh raja. Dalam penaklukan itu Adilangu berhasil mengalahkan Pangeran Singasari, salah seorang panglima musuh. Dalam peristiwa itu tidak diketemukan percakapan langsung antaraa Adilangu dengan raja. Penggunan beberapa kata untuk mereka dalam komunikasi itu cukup memperlihatkan unggah ungguhing basa yang mereka pakai.
Kanjeng Ratu Candra Kirana selalu mendampingi raja Kartasura. Pada waktu Sinuwun Amangkurat Amral berusaha memadamkan pemberontakan perusuh, ialah singgah di Adilangu. Beliau nimbali Panembahan Natapraja dan Adilangu. Dalam dikatakan babad kemudian sowan ke hadapan raja. Ketika untuk mengalahkan musuh dikatakan Natapraja memerlukan pusaka Mataram. Adapun pusaka itu oleh Sinuwun Amangkurat Amral pinarengaken.
Peran Ratu Candra Kirana begitu penting. Kata kesopanan dan pinarengaken yang diucapkan Amangkurat Amral terhadap Panembahan Natapraja. Beliau keturunan ke-5 dari Wali Kalijaga, yang dulu sangat dihormati oleh keluarga Mataram. Maka dapatlah disimpulkan bahwa keturunan para wali sudah dimuliakan oleh keagungan raja Mataram. Sehingga nampak terdapat hubungan antara unggah unguhing basa dengan kekuasaan dinasti Mataram. Begitu juga dengan penggunaan kata sowan untuk Panembahan Natapraja merupakan bentuk andhap asor.
Rehning Kraton Dalem Pleret sepen sanget, pramila lajeng pindhah dhateng Wonokerto. Kadhaton enggal kanamekaken Kraton Kartasura. Pindhahipun nyarengi dinten Rebo Pon 27 Ruwah Alip 1603 atau 1677. Negari dalem kaparingan nama Kartasura Hadiningrat.
Dhandhanggula
Sang Aprabu prapteng Wanakarti.
Gumarudug sawadya balane.
Kawula lan sentanane.
Kadya sinebut sebut.
Katon sunya hangrasa wani.
Ya sinangkalaning candra.
Ri Buda Pon nuju.
Kaping pitulikur Ruwah.
Alip sewu nenemhatus telu dadi.
Kartasura Diningrat.
Historiografi Jawa disusun atas inisiatif Ratu Candra Kirana Sekartaji. Babad Kartasura memuat prestasi gemilang. Pemindahan ibukota Kraton Mataram memberi harapan. Sinuwun Amangkurat Amral punya jasa besar yang layak dikenang terus. Berkat dukungan garwa prameswari Kraton Kartasura makin arum kuncara.
Ratu Sekartaji Amangkurat Amral keturunan Prabu Jayabaya. Terkenal sebagai wanita yang waskitha ngerti sakdurunge winarah. Garwa prameswari pendiri Kraton Kartasura ini ahli dalam bidang perkebunan dan industri marmer. Ratu cantik jelita yang menjadi pelita dunia. Rel