MEDAN|HALOMEDAN.CO
Presiden RI Joko Widodo trinspirasi pada gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang menjadi dasar acuan dalam Visi Presiden RI dibidang pendidikan.
Masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti kuat, serta menguasai berbagai bidang keterampilan hidup vokasi dan profesi abad ke 21.
Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya, yang dibacakan Walikota Medan Drs H.T Dzulmi Eldin S,M.Si pada saat Upacara Hardiknas Kota Medan, Selasa ( 2/5) di halaman Kantor Walikota Medan.
Dalam pidato tertulis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Untuk memajukan pendidikan di negeri ini, tiga peran yang dirumuskan dalam frasa bahasa jawa , “ Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani “ yang mempunyai makna Apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham ( Inspirasi), dan apabila dibelakang memberi dorongan.
Konsep “ Laku Telu” ini perlu dihayati kembali oleh para pendidik, pada saat mana dunia pendidikan mengalami krisis keteladanan dan praktik pendidikan tidak lagi menginspirasi.
Sementara dorongan dari arah belakang dari kepemimpinan pedidikan tidak disertai pemberian arah dan haluan untuk peserta didik.
Dalam tatanan konseptual, sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi fundasi dan ruh pendidikan nasional . Untuk itu pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar ( Basic Education).
Untuk pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Memungkinkan peserta didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya komppetensi tinggi, yang dibutuhkan dunia abad 21.
Hanya dengan karakter yang kuat dan kemampuan berdaya saing tinggilah peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang.
Baca Juga:
Diakhir sambutan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan menjelaskan reformasi pendidikan nasional tersebut merupakan proses jangka panjang, bukan sesaat dan jangka pendek, sehingga perlu dilaksanakan secara sistematis, procedural, dan bertahap disamping itu perlu dukungan dan partisipasi konstruktif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan pendidikan.
Tak heran, hasil reformasi pendidikan nasional tersebut, semoga berbuah manis dan melegakan bagi seluruh warga bangsa Indonesia, mungkin tidak kita nikmati sekarang, tetapi niscaya anak cucu kita di seluruh Indonesia dapat mengenyam pendidikan berkualitas.(R01)