MEDAN, Kopertis Wilayah I Sumut Prof Dian Armanto mengingatkan calon mahasiswa baru, memilih Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sehat. Cari PTS yang tidak dalam pembinaan, tidak bermasalah, tidak direkom untuk ditutup, akreditasinya bagus.
Selain itu PTS tersebut terdaftar di pangkalan data, Yayasannya terdaftar di Menkumham, dosennya yang S2 cukup 6 orang untuk setiap prodi, rasio dosen dengan mahasiswa bagus, 1:30 untuk eksakta dan 1:45 untuk ilmu sosial. Itu hal-hal yang penting untuk dipilih memasuki PTS, kata Dian Armanto menjawab wartawan di Medan, Rabu (4/4) terkait 7 PTS yang terancam ditutup di Sumut.
Terhadap 7 PTS yang terancam ditutup di Sumut, kata Dian Armanto tergantung terbitnya SK dari Dirjen Dikti.
Terhadap PTS yang dibina ini sudah berjalan hampir setahun, sejak Januari 2017, sudah dilakukan Monev (monitoring evaluasi). Namun kelihatannya tidak ada perubahan. Jadi ditutup atau tidaknya 7 PTS ini tergantung SK dari Dirjen Dikti.
Terkait dengan adanya 32 PTS di Indonesia yang dilarang menerima mahasiswa baru tahun ini, dan 4 dari PTS ini ada di Sumut, kata Dian yaitu Universitas Sutomo, STIH Benteng Huraba, STP Benteng Huraba dan Amik Intelcom Global Indo Kisaran.
Terhadap besarnya SPP PTS di Sumut, kata Dian, pihaknya tidak mencampurinya. Itu menjadi wewenang PTS masing-masing. Namun boleh di bandingkan dengan sebuah Universitas Pamulang, di Jawa Barat, SPP-nya hanya Rp200.000, perbulan dan di sana mahasiswanya banyak, ada sekitar 30.000-an. Jadi kalau SPP-nya murah, calon mahasiwa akan datang. Dan kalau mahasiswanya banyak, bisa subsidi silang.
Jadi SPP di Universitas Pamulang itu hanya sekitas Rp 2.400.000/tahun. Apakah ada di sini atau di daerah? saya kira tidak ada, kata Dian. (C04)