Pelantikan Pejabat di Akhir Masa Jabatan Gubernur Dikritik, Diduga Tergesa-gesa dan Sarat Kepentingan

Medan – Pelantikan sejumlah pejabat pada malam hari menjelang berakhirnya masa jabatan gubernur menuai kritik dari berbagai pihak. Pengamat sosial dan politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohobul Anshor Siregar, menilai langkah tersebut tergesa-gesa dan berpotensi menyamarkan sesuatu.
"Jika pelantikan dilakukan malam hari, apalagi menjelang akhir masa jabatan, wajar jika dicurigai sebagai keputusan yang terburu-buru. Selain itu, tindakan ini juga berpotensi mengandung upaya untuk menyamarkan sesuatu," ujar Shohobul, Selasa (19/2).
Ia juga menyoroti aspek etika dalam keputusan tersebut. Menurutnya, tindakan seorang pejabat yang melantik pengganti hanya beberapa jam sebelum gubernur definitif mulai bertugas menimbulkan tanda tanya besar.
"Tentu ada aspek etika yang cukup serius. Jika seorang pejabat berani melantik pejabat baru hanya beberapa jam sebelum gubernur definitif mulai bekerja, maka wajar jika ada spekulasi bahwa ia hanyalah pion dari kepentingan tertentu yang ingin menghindari pergantian pejabat tersebut," tambahnya.
Kritik terhadap pelantikan pejabat di akhir masa jabatan ini mencerminkan kekhawatiran publik akan adanya intervensi kepentingan dalam birokrasi pemerintahan. Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait mengenai alasan di balik keputusan tersebut.
Masyarakat pun menanti respons dari gubernur baru terkait langkah yang diambil oleh pendahulunya, apakah akan tetap mempertahankan para pejabat yang dilantik atau melakukan evaluasi ulang terhadap keputusan tersebut.red2