Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Jumat, 11 Agustus 2024, disebutkan bahwa kerugian besar ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan pasca-pandemi COVID-19, yang menyebabkan penjualan KFC Indonesia tidak mencapai target yang diharapkan. Selain itu, situasi pasar yang semakin sulit akibat dampak dari krisis Timur Tengah juga turut memperburuk kinerja perusahaan.
Manajemen FAST dalam laporannya mengungkapkan bahwa penurunan kinerja yang tajam ini berdampak pada operasi perusahaan secara keseluruhan. "Penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari krisis Timur Tengah. Kedua faktor ini telah mengurangi hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024," tulis manajemen.
Sebagai langkah efisiensi usaha, KFC Indonesia menutup sekitar 47 gerai yang sebelumnya beroperasi pada akhir 2023, yang kini hanya menyisakan 715 gerai di seluruh Indonesia per 30 September 2024. Pada akhir Desember 2023, jumlah gerai yang beroperasi tercatat sebanyak 762.
Di sisi lain, jumlah karyawan yang terdampak juga cukup signifikan. Per 30 September 2024, total karyawan PT Fast Food Indonesia tercatat sebanyak 13.715 orang, menurun drastis dari 15.989 orang pada 31 Desember 2023. Ini menunjukkan pengurangan sekitar 2.274 karyawan, yang sebagian besar terdampak oleh kebijakan efisiensi perusahaan.
Penurunan jumlah gerai dan karyawan ini mencerminkan tantangan berat yang dihadapi oleh KFC Indonesia dalam mempertahankan kinerjanya di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dampak jangka panjang dari pandemi. Perusahaan tampaknya akan terus berupaya mengatasi masa sulit ini dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan guna menjaga keberlanjutan operasionalnya.rel
