Halomedan | Rumah Makan (RM) Sederhana menggunakan beras ‘sokan’ asli produksi petani dari Desa Lintau, Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Beras ini mengandung ‘amilokpektin’ dengan kadar yang lebih tinggi dari kadar ‘amilosa’ dan mempengaruhi tekstur lengket/pulen nasi, sehingga bisa dikepal menyerupai bola dan tidak pecah dibanting.
Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi C DPRD Medan yang dihadiri RM Sederhana beserta manajemen, memastikan tidak menggunakan beras diduga bercampur plastik pada makanan yang mereka sajikan untuk konsumen, Senin (4/9).
Rapat Dengar Pendapat (RDP) ini dipimpin Wakil Ketua Komisi C DPRD Medan, Anton Panggabean yang didampinggi Zulkifli Lubis, Kuat Surbakti, Andi Lumabn Gaol dan Salman Alfarisi.
Sedangkan dari RM Sederhana hadir Jhohan P, Irawan (Direksi PT.SA), Chairul Salim (pengawas) dan suplier Eri Novrizal.
Manager Legal RM Sederhana, Johan P dihadapan wakil rakyat secara tegas menyatakan, beras yang disajikan pihaknya didatangkan langsung dari Sumatera Barat dan tidak mengandung unsur kimia. Bahkan manajemen rumah makan tersebut selalu membuka diri untuk pengecekan atau audit dari sisi manapun.
Dalam kaca mata ilmiah disebutkan, kandungan unsur ‘amilokpektin’ yang tinggi itu ada pada ketan dan sagu. Sehingga kadar pulen/lengketnya sangat tinggi. Jika beras dengan amilokpektin tinggi, bila dimasak akan menjadi pulen. Sementara unsur ‘amilosa’ merupakan senyawa yang lebih cenderung ‘mengeras’ atau dalam istilah nasi ‘pera’ jika dimasak.
“Kita akan membuka diri. Tidak hanya soal beras. Ini adalah usaha pribumi dan kita apresiasi jika ada upaya-upaya lain untuk melakukan pemeriksaan lain. Karena segala kandungan tumbuhan yang ada tanpa proses kimia dan campuran kimia,” ungkapnya.
Perwakilan Management Rumah Makan Sederhana, Irwan MS saat itu menyebutkan dengan adanya pemberitaan tersebut, telah merugikan usah baik secara moril maupun materil.
“Jadi rumah makan kami bukan rumah makan abal-abal. Seluruh bahan baku yang kami pakai berdasarkan seleski dan kami siap dilakukan pemriksaan uji laboratorium,” ucapnya.
Baca Juga:
Dalam pertemuan tersebut, Suplier beras untuk RM Sederhana, Eri Novrizal, kembali meyakinkan anggota DPRD Medan bahwa beras sokan yang disuplai 5 ton sehari, langsung didatangkan dari kampung mereka dan tidak mamakai bahan kimia.
Sebelumnya, anggota Komisi C, Salman Alfarisi, menyebutkan tidak memungkiri kasus ini heboh karena isu ‘beras plastik’ dari Cina sempat merebak. Dan isu ini sudah diklarifikasi dan menyatakan tidak benar adanya beras plastik beredar di Indonesia.
“Dengan klarifikasi langsung ini, saya pikir sudah selesai. Begitupun, Komisi C akan merekomendasikan pemeriksaan oleh BPOM, supaya lebih memuaskan semua pihak, termasuk Rumah Makan Sederhana,” kata Salman.
Usai mendengarkan keterangan dari berbagai pihak, Pimpinan Rapat Anton Panggabean menyebutkan pertemuan hari ini untuk mengklarifikasi atas mencuatnya pemberitaan dugaan nasi yang bisa memantul ketika dibanting ke meja.
Sebab ditemukan di gedung dewan. Sebagai pengawas pihaknya berhak meminta klarifikasi agar tidak ada keraguan di masyarakat. “Pertemuan ini untuk klarifikasi atas temuan Rabu (30/8) kemarin, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan,” ujar Anton.
Dihubungi terpisah, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Medan, Sacramento Tarigan, mengatakan hingga kini belum ada temuan dugaan beras mengandung bahan kimia atau plastik di Medan. Pihaknya pun berharap dengan adanya temuan serta mencuatnya pemberitaan dugaan nasi bisa memantul tersebut tidak meresahkan masyarakat. (R02)
Baca Juga: