MEDAN, Halomedan.co
Sumatra Utara (Sumut) kembali mencetak deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,25%. Deflasi di bulan Juli membuat inflasi kumulatif (Januari-Juli) Sumut sebesar 0,35%. Realisasi ini sangat jauh di bawah periode yang sama tahun lalu yang bertengger di level 5,21%.
Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Dinar Butar-butar, mengatakan kepada wartawan, Senin (3/8) mengatakan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, deflasi di bulan Juli ditopang oleh harga sejumlah komoditas utama yang melandai. Diantaranya bawang merah, angkutan udara, daging ayam ras, bawang putih, udang basah, sawi hijau dan kelapa. Sementara komoditas yang mengalami kenaikan antara lain ikan dencis, telur ayam ras, emas perhiasan, cabai merah, cabai rawit, tomat dan ayam bakar. Sedangkan kelompok makanan, minuman dan tembakau berkontribusi terhadap deflasi karena mengalami penurunan 0,93%.
“Kelompok transportasi yang turun 1,60% juga ikut menyumbang deflasi. Lainnya kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun sebesar 0,04%,” ujar Dinar Butar-butar.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks yakni kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,64%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,45%, kelompok kesehatan sebesar 0,10%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,94% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,57%. Sementara kelompok rekreasi, olahraga dan budaya serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks.
Dibulan Juli 2020, sebut Dinar, seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mencetak deflasi yakni Sibolga sebesar 0,31%, Pematangsiantar sebesar 0,76%, Medan sebesar 0,21% dan Padangsidimpuan sebesar 0,25%. “Sementara Gunung Sitoli mampu mencetak deflasi sebesar 0,01%,” katanya. (red)
—-