BELAWAN, Halomedan.co
Karantina Pertanian Belawan mencatat ekspor teh (camellia sinensis) dalam kurun waktu satu semester 2020 melalui Pelabuhan Belawan mencapai 461 ton dengan nilai Rp 10,4 miliar.
“Melalui catatan IQFast Karantina Pertanian Belawan selama masa pandemi ini ada 9 negara tujuan ekspor yang menerima teh asal Sumatera Utara, yaitu Malaysia, Taiwan, Thailand, Vietnam, Brunai Darussalam, Pakistan, Jerman, Cina dan Iran,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, Selasa (14/7/2020).
Hasrul menjelaskan, selama semester I tahun 2020 ekspor teh melalui pelabuhan Belawan dilakukan sebanyak 26 kali pengiriman atau sudah mencapai 39% dari total ekspor teh Sumatra Utara di tahun 2019 yang mencapai 1.196 ton.
Katanya, baru-baru ini ia melakukan kunjungan ke kebun teh Bah Butong, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, yang merupakan perkebunan teh di bawah pengelolaan PTPN IV yang menjadi produsen ekspor teh di Sumatera Utara.
Kebun Bah Butong memiliki 6.368,25 hektar yang ditanamai teh varietas ortodok yang tahan terhadap penyakit cacar daun teh hemileia vastatrix. Menurut Manajer Kebun Bah Butong, Win Dwiputra, hasil dari kebun teh Bah Butong memiliki 14 macam bentuk produk teh unggulan ekspor. Produk unggulan ekspor tersebut adalah Broken Oranye Peko (BOP), Broken Fanning Peko (BFP), Broken Tea (BT), Peko Fanning (PF), Dust I, Broken Peko (BP), BOPF, PF II, Fann II, BP II, BT II, Dust II, Dust III, Dust IV yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kehalusan serbuk teh yang diproduksi, aroma serta rasa teh.
Dalam kunjungan tersebut Hasrul melakukan sosialisasi gratieks dan melakukan pendampingan teknis untuk memenuhi standar persyaratan karantina agar lolos di negara tujuan ekspor. Teh adalah produk ekspor yang mendunia. Masih banyak peluang ekspor yang dapat dimasuki oleh teh Indonesia. (red)